• Politik
    • Hukum
    • Pemerintahan
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Intrepreneur
    • Investasi
    • Keuangan
    • UKM
  • Dikbud
    • Budaya
    • Edukasi
    • Humaniora
    • Motivasi
    • Teknologi
  • Hankam
    • Polri
    • TNI
  • Regional
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Gaya Hidup
    • Kuliner
    • Kesehatan
    • Olah Raga
  • Tokoh
    • Biografi
    • Wawancara
  • Lainnya
    • Peristiwa
    • Umum
    • Wisata
No Result
View All Result
Strategi News
Strategi News
No Result
View All Result
Home Opini

Demokrasi Religius: Spider Web dan Futurologi

Strategi News by Strategi News
May 8, 2022
in Opini
0
0
Demokrasi Religius: Spider Web dan Futurologi

Prof. Dr. Muhammad Azhar, MA.

Share on FacebookShare on Twitter

Prof. Dr. Muhammad Azhar, MA.

Dosen FAI-Pascasarjana UMY & LARI (Lingkar Akademisi Reformis Indonesia)


6. Teori spider web-nya Amin Abdullah (lihat jurnal Tarjih edisi ke-6, Juli 2003: 12-18) dapat pula dijadikan rujukan akademis bagi upaya pengembangan sains di masa depan yang juga mendapatkan dukungan teologis dari agama (baca: Islam). Dalam teori ini digambarkan bahwa horizon jaring laba-laba keilmuan agama Islam dalam era masyarakat berubah, mengandaikan bahwa pada periode pertama (pra 1950), Islamic studies masih bersifat eksklusif (hanya mengedepankan pengajaran ulumuddin, fiqh, kalam (teologi), tafsir dan hadits (lima bidang kajian). Maka periode kedua (1951-1975), disamping Islamic studies sebagai core, namun sudah mulai berkenalan – walau masih jalan sendiri-sendiri atau belum ada dialektika antar wilayah ilmu – dengan wilayah kajian humaniora (humanities), social sciences dan natural sciences. Sedangkan periode ketiga (1976-1995), wilayah Islamic studies berkembang menjadi delapan bidang – ulumuddin, fiqh, dan lain-lain – dimana periode ketiga ini juga disebut sebagai era auxiliary sciences. Maka pada periode keempat (1996-sekarang), inti dari Islamic studies yang delapan bidang tersebut sudah mulai berdialektika dengan wilayah sains dan teknologi (al-‘ulum al-kauniyyah/natural sciences) maupun wilayah kajian lainnya (humaniora dan social sciences).

Di masa depan sudah pasti, konsep spider web akan menjadi normal theory, dan akan mengalami krisis keilmuan juga, dan dibutuhkan pembaruan di dalamnya. Sebab, inovasi merupakan jadi diri semua cabang ilmu dan sains. Tugas generasi pasca Amin Abdullah untuk membuka ruang-ruang baru post-spider web.

7. Penambahan mata kuliah Agama dan Sains serta Futurologi di pelbagai perguruan tinggi – terutama PT agama – menjadi mendesak untuk diprogramkan. Khusus tentang Futurologi, perlu disosialisasikan kepada mahasiswa tentang tujuan jangka panjang dari pengajaran mata kuliah ini.

Sekedar dimaklumi bahwa Futurologi yang dimaksud di sini adalah tentang semua bentuk cara pandang terhadap masa depan. Atau bisa juga dimaksudkan tentang suatu ramalan (forecast) yakni kemungkinan dan afirmasi ilmiah yang relatif terhadap pilihan-pilihan terhadap problematika yang berkaitan dengan masa depan. Ramalan yang berhubungan dengan prinsip ‘apakah’, ‘bila’ atau ‘apakah yang akan terjadi’.

Terkait dengan studi futuristik/futurologi ini, seorang sosiolog dan futurolog asal India, Rajni Kothari mengatakan:
“Terdapat suatu dilema yang dihadapi seorang futurolog. Sebagai seorang reformer dan sekaligus seorang romantis, setiap futurolog pasti dipandu oleh sebuah visi yang mendasar tentang bagaimana meninggalkan masa lalu dan membangun kembali masa sekarang menuju dunia baru. Serta sebagai seorang skeptis dan sekaligus ilmuwan, ia memahami bahwa suatu pemutusan total dengan masa lampau adalah hal yang mustahil dan suatu usulan yang berbahaya, sementara ia berharap mampu menjadikan dunia lebih baik (Eleonora B. Masini, 2004: 4).”


Studi Futuristik ini memperkenalkan kepada para mahasiswa tentang karakteristik dari studi ini yakni: pertama, aspek transdisipliner, yakni semua problematika yang muncul tidak lagi dapat dianalisis oleh satu jenis disiplin ilmu, mengingat banyaknya aspek yang melingkupi tiap-tiap permasalahan dengan segala kompleksitas yang ada.

Kedua, aspek kompleksitas, yakni bila transdisipliner menyangkut soal pendekatan, maka kompleksitas lebih pada persoalan muatan yang sangat kompleks.

Ketiga, aspek globalitas yang dalam hal ini meliputi seluruh permukaan bumi dimana dunia semakin menyempit akibat perubahan-perubahan besar dan menakjubkan yang terjadi di bidang transportasi dan komunikasi.

Keempat, aspek normatif yakni tentang hubungan-hubungan dari studi futuristik dengan nilai-nilai yang spesifik, hasrat, harapan dan kebutuhan di masa depan. Tentang aspek normatif di sini dibedakan dengan norma-norma sebagai kode-kode perilaku yang terkait dengan nilai-nilai, sebagaimana yang dikaji secara khusus dalam ilmu sosial.

 Kelima, aspek sains, dimana studi futuristik ini juga tidak terlepas dari adanya eksperimentasi, sesuatu yang diulang berkali-kali, dan kemudian dapat diprediksi, maka studi ini termasuk wilayah sains. Untuk mengacu atau menguji masa depan, kita harus melakukan tindakan tersebut terhadap sesuatu yang akan segera terjadi, dan oleh karenanya, belum pernah diujicobakan, diverifikasi atau diulang.

Keenam, aspek kedinamisan, dimana studi ini karena menyangkut konsep hidup dalam ketidakpastian bisa menggunakan berbagai macam metode, karena terkait erat dengan pelbagai bentuk perubahan yang sangat dinamis.

Ketujuh, aspek partisipasi yakni tentang kebutuhan bagi setiap orang yang ingin berpartisipasi di masa depan untuk menjadi bagian atau bahkan sebagai aktor dalam studi ini. Kaum muda khususnya sebagai aktor-aktor di masa-masa mendatang harus berperan aktif dalam pilihan dan pembangunan masa depan mereka sendiri (Eleonora B. Masini, 2004: 25-37).

Demikianlah beberapa karakteristik dari studi futuristik ini yang cukup penting untuk disosialisasikan serta mendesak dan sangat relevan untuk diajarkan di perguruan tinggi, yang sudah barang tentu akan sangat membantu bagi pengembangan wacana agama dan sains di kemudian hari.

Gagasan tentang sekolah Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka, merupakan peluang bagus bagi generasi milenial dan para pemikir futurologis untuk memanfaatkan berbagai peluang yang ada bagi pengembangan inovasi keilmuan dan sains di masa depan. Tanah air Indonesia sungguh maha kaya dengan jutaan potensi untuk pengembangan keilmuan dan sains.

Adapun beberapa beberapa sub-tema penting dalam studi Futurologi antara lain tentang isu: Posmodernisme dimana aspek deconstruction terhadap paham Modernisme, plurality dan spirituality menjadi bahasan yang esensial di dalam tema ini. Kajian Posmodernisme tergolong pada wilayah the third way dari pola kebudayaan masyarakat dunia yang dominan saat ini.

Sub-tema lainnya adalah tentang masalah globalisasi yang ada hubungannya dengan fenomena menarik dari kecenderungan masyarakat dunia untuk kembali melirik alam (back to nature). Dalam wilayah social sciences aspek critical social theory juga layak diperkenalkan pada peserta didik, demikian pula tentang social philosophy (etika sosial, teologi sosial, problema lingkungan hidup, human rights, studi hukum kritis).

Selain itu, tema fisika quantum yang di dalamnya terkait dengan temuan baru di bidang sains semacam cyberspace internet/sains virtual, black hole, teleportasi, teleconference, microchip. Science-fiction semacam time tunnel, the X-file, Robocop, hingga Metaverse dan sejenisnya menarik untuk didiskusikan di kalangan peserta didik.

Temuan di bidang biologi-bioteknologi (seperti God spot, masalah aura tubuh, biomagnetics, cloning, dan sejenisnya) juga baik untuk diperkenalkan. Dimensi lainnya adalah yang termasuk dalam wilayah hyper-reality (parapsikologi, Spiritual Quotion/MQ, cenayang, telestisic, hubungan antara mistisisme dan fisika, spiritual finance, dan sejenisnya, dapat memperkaya studi agama dan sains maupun gagasan futurologi ini.

8. Kritik Posmodernisme terhadap Modernisme (yang sangat positivistik-rasionalistik serta berdampak pada lahirnya etika sosial yang bercirikan hedonisme, konsumerisme dan materialisme) layak pula diperhatikan oleh para ilmuwan agama maupun sains. Berbeda dengan watak Modernisme yang monolitik, unhuman dan kapitalistik dan serba mekanik; maka watak dasar Posmodernisme mengandaikan adanya pengakuan filosofis maupun sosiologis terhadap wacana pluralism, spiritualism dan deconstruction. Upaya pengembangan epistemologi keagamaan maupun wacana sains, sudah seharusnya mengakui adanya ketiga karakteristik tersebut.

Bila ingin diterjemahkan, maka konsep pluralisme di bidang pengembangan sains mengandaikan adanya produktivitas lokal yang beragam. Di Indonesia, konsep otonomi daerah dapat dimanfaatkan bagi segenap warga masyarakat untuk menggali potensi sains di masing-masing wilayah yang bisa diriset dan dikembangkan di kemudian hari. Jadi tidak semata-mata mengimpor produk sains dari luar negeri atau sekedar memberi label nasional bagi produk luar negeri seperti kasus mobil Timor yang disebut mobil nasional, padahal sejatinya adalah produk Korea Selatan.

9. Analisis Ian G. Barbour (2002) tentang upaya pengembangan dialog maupun integrasi antara agama dan sains, dapat memperkaya dan menjadi bahan studi perbandingan terhadap teori Islamization of knowledge ala Faruqian dan Naquibian, maupun teori Scientification of Islam model Fazlur Rahman (Rahmanian). Demikian pula dimensi spirituality of science sebagaimana yang ditawarkan Seyyed Hossein Nasr (1988).

10. Review ulang epistemologi sains di Barat juga penting untuk terus dicermati sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Thomas Kuhn (teori normal science dan revolutionary science) yang mengkritisi logical positivism (1980: 223-245). Demikian pula telaah sintesis terhadap Rasionalisme dan Empirisisme dari mazhab Kantian; model deconstruction Jacques Derrida; telaah tentang episteme dari Michael Foucoult; wacana tentang adanya hegemoni kekuasaan (model Gramsci) terhadap perjalanan ilmu; maupun aspek kritisisme dari Habermas. Kesemuanya itu dapat memperkaya wacana dialektis antara agama dan sains di masa depan.

Untuk mengakhiri tulisan ini maka – sekedar perbandingan – tawaran riset yang baru di bidang sains dan agama berikut ini penting menjadi perhatian bersama sebagaimana yang dikemukakan oleh Sir John Templeton (1998: 131):
a. A bibliographic survey of work by scientists on spiritual subjects.
b. A program to assess the extent of teaching of university and college courses on science and religion and to stimulate courses emphasizing progress in religion.
c. A training module on religion and psychiatry which illustrates the extent to which spiritual factors may influence clinical therapy.
d. A program to encourage scientist and theologians to publish papers on humility theology.
e. A program of lectures on relationship between science and theology presented at universities and colleges in North America and Europe and, more recently, at large churches in the United States.


Wallahu a’lam bisshawab.

Tags: # demokrasi religius#Prof. Dr. Muhammad Azhar#Spider Web dan Futurologi

Related Posts

Pilpres Era Pasca-Kebenaran
Opini

Megawati Akhirnya Akan Mendukung Ganjar Pranowo

Oleh : Ansyari Usman Ujung pertarungan (sandiwara atau serius) antara Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Jokowi, sudah mulai terlihat...

by Strategi News
June 20, 2022
179
Pilpres Era Pasca-Kebenaran
Opini

Pilpres Era Pasca-Kebenaran

Oleh : Tulus Warsito, Guru Besar Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Sejak Pilpres 2019 masyarakat Indonesia terbelah dalam dua...

by Strategi News
June 19, 2022
185
Pilpres dan Pileg serentak arena hukuman bagi Partai Politik Oligarki
Opini

Pilpres dan Pileg serentak arena hukuman bagi Partai Politik Oligarki

Oleh: Anthony Budiawan – Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies) Pemilihan Presiden (pilpres) akan dilaksanakan bersamaan dengan...

by Strategi News
June 18, 2022
201
Menakar Evaluasi Kepemimpinan Gubernur Maluku Murad Ismail
Opini

Menakar Evaluasi Kepemimpinan Gubernur Maluku Murad Ismail

Catatan atas Evaluasi Pengamat, Kritis atau Politis Oleh : Rusdi Abidin Beberapa waktu lalu saya mencoba menonton sebuah chanel...

by Strategi News
June 13, 2022
169
Next Post
Tertabrak L300 di Peureulak Barat, M. Amin Ibrahim meninggal dunia

Tertabrak L300 di Peureulak Barat, M. Amin Ibrahim meninggal dunia

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

  • ACEH
  • ADHYAKSA
  • BALI
  • BANYUWANGI
  • BERITA UTAMA
  • Bisnis
  • Breaking News
  • Budaya
  • Catatan Redaksi
  • Daerah
  • Dikbud
  • DKI Jakarta
  • DONGGALA
  • DPRD Donggala
  • DPRD KABUPATEN SIGI
  • DPRD Landak
  • DPRD MALUKU
  • Edukasi
  • Ekonomi
  • ENERGI
  • FINANCE
  • FOKUS BERITA
  • GAGASAN
  • Gaya Hidup
  • Hankam
  • HIBURAN
  • Hukum
  • Hukum dan Kriminal
  • Humaniora
  • INDONESIA NEGERI KAYA
  • INFRASTRUKTUR
  • INOVASI
  • Internasional
  • Intrepreneur
  • Investasi
  • JAWA BARAT
  • JAWA TENGAH
  • JAWA TIMUR
  • KABAR SELEBRITI
  • KABUPATEN BURU SELATAN
  • KABUPATEN ROKAN HILIR
  • Kabupaten Wajo
  • Kalimantan Barat
  • KALIMANTAN TENGAH
  • Kesehatan
  • Keuangan
  • Kinerja
  • Komunitas
  • KOTA BONTANG
  • KOTAWARINGIN TIMUR
  • kriminal
  • Kuliner
  • Lainnya
  • LAMPUNG
  • Landak Kalbar
  • Lingkungan
  • MADURA
  • Maluku
  • Men
  • MILENIAL
  • MOROWALI
  • Motivasi
  • Nasional
  • News
  • NUSA TENGGARA TIMUR
  • Olah Raga
  • Opini
  • PALU – SULTENG
  • PAPUA
  • PAPUA
  • PAPUA BARAT
  • PEKANBARU
  • Pemerintahan
  • Peristiwa
  • Pertanian
  • Politik
  • Polri
  • PROVINSI RIAU
  • PURWAKARTA
  • Regional
  • Sneakers
  • SPOT NEWS
  • Style
  • SUDUT PANDANG
  • SULAWESI SELATAN
  • SUMATERA UTARA
  • Teknologi
  • TELUK BINTUNI PAPUA BARAT
  • TIPIKOR
  • TIPIKOR
  • TNI
  • Tokoh
  • UKM
  • Umum
  • Uncategorized
  • WAJO, SULSEL
  • Wawancara
  • Wisata
  • Women
  • YOGYAKARTA
Strategi News

Navigate Site

  • Redaksi
  • Pedoman Media Cyber

Follow Us

No Result
View All Result
  • Politik
    • Hukum
    • Pemerintahan
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Intrepreneur
    • Investasi
    • Keuangan
    • UKM
  • Dikbud
    • Budaya
    • Edukasi
    • Humaniora
    • Motivasi
    • Teknologi
  • Hankam
    • Polri
    • TNI
  • Regional
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Gaya Hidup
    • Kuliner
    • Kesehatan
    • Olah Raga
  • Tokoh
    • Biografi
    • Wawancara
  • Lainnya
    • Peristiwa
    • Umum
    • Wisata

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In