LAINNYA

Daging Kambing Untuk Keperkasaan Mitos Atau Fakta?

STRATEGINEWS.co, Jakarta – Dokter spesialis gizi klinik dari RS Medistra Cindiawaty J. Pudjiadi menjawab mitos daging kambing dapat tingkatkan keperkasaan pria.

“Daging kambing itu sumber protein, dan sumber protein itu dibutuhkan untuk menjadikan kita perkasa,” ujar Cindy, beberapa waktu lalu di Jakarta dilansir dari Antara.

Ia mengingatkan, sumber protein tidak hanya berasal dari daging saja. Protein memang bisa membantu pembentukan massa otot, sehingga seseorang menjadi tampak lebih perkasa. Namun, kondisi itu bisa didapat tidak secara instan.

“Mikirnya kalau makan kambing, semua naik. Padahal perlu proses dan banyak faktor yang mempengaruhi,” tutur Cindy.

Selain sumber protein, daging kambing juga mengandung berbagai zat penting, seperti zinc, magnesium, B12, dan arginine. Kemudian, juga mengandung vitamin dan mineral. Menurut Cindy, defisiensi beberapa zat penting seperti zinc, magnesium, B12, dan arginine bisa sebabkan disfungsi ereksi. Namun, bukan hanya kambing yang memiliki nutrien untuk meningkatkan keperkasaan.

“Jadi tidak hanya punya si daging kambing saja. Proses pemenuhannya itu perlu jangka panjang. Jadi nggak langsung instan. Nggak kayak kalau kita minum obat kuat atau apa yang efeknya langsung. Dia perlu proses,” ucapnya.

Kata dia, menurunkan lemak tubuh serta mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang dapat membantu meningkatkan keperkasaan.

“Jadi bukan serta merta makan daging kambing, langsung perkasa,” ujar Cindy.

Disisi lain, ada mitos daging kambing dipercaya dapat meningkatkan kolesterol. Akan tetapi, Cindy mengungkapkan, bahwa bahwa daging kambing justru memiliki tingkat kolesterol yang lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi atau daging domba. Bahkan, penderita kolesterol sebenarnya masih diizinkan untuk mengonsumsi daging kambing.

Daging kambing masih tergolong aman bagi penderita kolestrol jika makanan olahannya tidak banyak mengandung minyak.

“Ada lemaknya, tapi ternyata daging kambing itu lemaknya lebih rendah. Kolesterolnya juga lebih rendah kalau dibandingkan dengan daging sapi dan domba,” ucapnya.

Meski masih diizinkan mengonsumsi daging kambing, penderita kolesterol tetap harus memperhatikan proses pengolahan daging tersebut. Sebab, pengolahan daging kambing itulah yang dapat mempengaruhi tingkat kolesterol seseorang.

“Dagingnya nggak ada dosa, yang salah itu pengolahannya. Pengolahannya itu sering kan tambahin santan yang banyak biar enak. Jadi itu tambahannya yang dosa. Makan sate kambing boleh nggak? Boleh asal jangan pakai lemak-lemaknya. Kalau tensinya tinggi minta jangan terlalu banyak garam,” ujar Cindy.

Benarkah Pengidap Darah Tinggi Dilarang Makan Daging Kambing?

Anggapan pengidap darah tinggi dilarang makan daging kambing ternyata salah kaprah. Pasalnya, kolesterol yang terkandung dalam daging kambing justru tidak setinggi pada daging ayam dan sapi. Daging kambing juga mengandung protein yang baik untuk menjaga daya tahan tubuh, zat besi sebagai bahan pembentuk sel darah merah, dan kalsium yang mampu menjaga kesehatan gigi dan tulang.

Sebenarnya, semua manfaat tersebut dapat dirasakan saat daging kambing diolah dengan cara yang benar. Jika tidak, alih-alih mendapat manfaat, kolesterol di dalam daging kambing justru akan meningkat jika daging diolah dengan proses memasak yang salah. Akibatnya, pengidap darah tinggi yang mengonsumsinya mengalami kenaikan kolesterol dalam tubuh, yang berujung membahayakan.

Tips mengolah daging kambing

Cara ini bertujuan untuk memastikan nutrisi yang terkandung dalam daging kambing tidak hilang, sehingga kamu bisa mendapatkan asupan nutrisi yang maksimal saat mengonsumsinya. Lantas, bagaimana sih cara sehat mengolah daging? Berikut ini tips yang bisa kamu coba.

Buang lemak berlebih yang menempel pada daging kambing dengan mengirisnya. Agar lebih mudah, kamu bisa mendinginkan daging kambing ke dalam lemari es. Kemudian, iris lemak daging yang sudah membeku.

Taburi garam secukupnya. Meskipun garam bisa mengurangi bau yang muncul dari daging, kamu tidak boleh menaburi garam secara berlebihan. Yang perlu diingat adalah, batas konsumsi garam harian adalah 6 gram atau setara dengan 1 sendok makan.

Gunakan minyak yang lebih sehat. Misalnya, minyak zaitun atau minyak kanola. Kedua minyak tersebut memiliki kandungan lemak tidak jenuh yang lebih rendah dibanding minyak jenis lainnya.

Dibanding mengolahnya dengan cara digoreng, dibakar, atau dipanggang, kamu lebih dianjurkan untuk mengolah daging kambing menjadi sop atau tumis. Pastikan juga untuk menyeimbangkan nutrisi lainnya saat mengonsumsi daging kambing, seperti dengan menambahkan nasi dan sayuran lain.

[dul/red]

Leave a Comment

Your email address will not be published.

You may also like

Read More